HALALKAH NYANYIAN DAN MUSIK?


بسم الله الرحمن الرحيم
 
HALALKAH NYANYIAN DAN MUSIK?


الحمدلله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين نبينامحمد صلى الله عليه وسلم وعلى اله وأصحابه أجمعين
أمابعد


Pertama: wajib bagi kita memperhatikan dan mengamalkan ayat-ayat Allah Ta’ala :



}وَلَا تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلَالٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِتَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ{

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.” [QS.An-Nahl:116]



Ø Berdasarkan ayat ini haram bagi kita menghalalkan apa yang Allah haramkan dan menghalalkan apa yang Allah haramkan, Allah Ta’ala saja yang berhak menghukumi sesuatu itu halal atau haram, makhluk sama sekali tidak berhak mengatakan “ini halal, ini haram”




}يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا{


"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” [QS.An-Nisa:59]



Ø Wajib mentaati Allah dan mentaati RosulNya serta pemerintah muslim

Ø Kewajiban mengembalikan perselisihan pendapat kepada Al-Quran dan Hadits Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam

Ø Tanda keimanan adalah mengembalikan semua permasalahan kepada agama yang tentunya bersumber dari Al-Quran dan Hadits Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam dengan pemahaman yang benar




}وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا{


" Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mumin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali."

[QS.An-Nisa:115]


Ø Ancaman neraka bagi yang menyelisihi Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam dan bagi yang mengikuti selain jalan para sahabat



Terkait dengan pertanyaan apakah musik itu halal atau haram pertama kali perlu kita perhatikan dulu ayat-ayat yang telah kita nukilkan diatas



Kedua: Sangat jelas dalil dari Al-Quran maupun hadits Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam serta Ijma’ Ulama yang Mu’tabar yang  menerangkan tentang keharoman musik dan nyanyian



Dalil-dalil  Dari Al-Qur an



Dalil pertama dari Al-Quran

Firman Allah Ta’ala :


}وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ{


“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.”[QS.Luqman:6]




Dalil kedua dari Al-Quran

Firman Alloh Ta’ala:


]وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ وَأَجْلِبْ عَلَيْهِم بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِي الأَمْوَالِ وَالأَوْلادِ وَعِدْهُمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلاَّ غُرُورًا[


"Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan suaramu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka [QS.Al-Isro:64]



Dalil ketiga dari Al-Quran

Firman Alloh Ta’ala:


(وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا) سورة الفرقان: 72



“Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perkataan palsu , dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya”




Dalil ke empat dari Al-Quran

Firman Alloh Ta’ala:


}أَفَمِنْ هَذَا الْحَدِيثِ تَعْجَبُونَ. وَتَضْحَكُونَ وَلَا تَبْكُونَ. وَأَنْتُمْ سَامِدُونَ{ سورة النجم: 59-61

“Maka apakah kalian merasa heran terhadap pemberitaan ini? Dan kalian mentertawakan dan tidak menangis? Sedangkan kalian (malah)  bernyanyi?”



Tafsir Ulama Tentang Ayat


Tafsir Surat Luqman:6


Terkait dengan ayat diatas Al-Imam Ibnu Katsir rohimahuLloh (Abul Fida Ismail bin Umar bin Katsir Al-Qurosyi Ad-Dimasyqi Asy-Syafi’i) berkata:


لما ذكر تعالى حال السعداء، وهم الذين يهتدون بكتاب الله وينتفعون بسماعه،.. عطف بذكر حال الأشقياء، الذين أعرضوا عن الانتفاع بسماع كلام الله، وأقبلوا على استماع المزامير والغناء بالألحان وآلات الطرب، كما قال ابن مسعود في قوله تعالى: { وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ } قال: هو -والله-الغناء



“ketika Allah Ta’ala menyebutkan keadaan orang-orang yang berbahagia yaitu orang yang mendapatkan petunjuk dengan Al-Quran dan mereka mengambil manfaat dengan mendengarkannya….kemudian Allah menggandengkan  dengan menyebutkan keadaan orang-orang yang celaka, yang mereka berpaling dari mengambil manfaat untuk mendengarkan Al-Quran dan mereka menghadap (menyukai) untuk mendengarkan seruling, nyanyian, musik, alat musik, sebagaimana Ibnu Mas’ud rodhiyaLlohu ‘anhu ( beliau adalah sahabat Nabi ) berkata terkait dengan firman Allah Ta’ala

{ وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ }


Beliau berkata: yang dimaksud lahwal hadits - demi Allah - adalah nyanyian

Al-Imam At-Thobari menukilkan perkataan Ibnu Mas’ud terkait dengan ayat 


{ وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ }

 فقال عبد الله: الغناء، والله الذي لا إله إلا هو، يرددها ثلاث مرات 


Maka berkata Abdulloh bin Mas’ud rodhiyaLlohu ‘anhu: (yang dimaksud adalah) nyanyian demi Dzat yang tidak ada sesembahan yang berhak di ibadahi kecuali Dia (Allah Ta’ala)” beliau ulangi sebanyak tiga kali [tafsir At-Thobari 39/21]



وروى شعبة وسفيان عن الحكم وحماد عن إبراهيم قال : قال عبد الله بن مسعود: "الغناء ينبت النفاق في القلب كما ينبت الماء البقل. [ أخرجه ابن أبي الدنيا في ذم الملاهي والبيهقي في السنن وصححه ابن القيم وابن رجب والألباني ]
 

Telah meriwayatkan Syu’bah dan Sufyan dari Al-Hakam dan Hammad dari Ibrohim berkata, berkata Abdulloh bin Mas’ud:

“nyanyian menumbuhkan kemunafikan didalam hati sebagaimana air menumbuhkan sayuran”



 وكذا قال ابن عباس وجابر وعكرمة وسعيد بن جبير ومكحول وميمون بن مهران وعمرو بن شعيب وعلي بن بذيمة. وقال الحسن البصري رحمه الله: "نزلت هذه الآية في الغناء والمزامير"


Penafsiran tersebut dikatakan pula oleh Ibnu Abbas, Jabir, Ikrimah, Sa’id bin Jubair, Maimun bin Mihron, Amr bin Syu’ib dan Ali bin Badzimah.



Berkata Hasan Al-Bashri rohimahuLloh :

“ayat ini turun tentang nyanyian dan seruling”



قال الألوسي (هو محمود بن عبد الله الحسيني الآلوسي، شهاب الدين، أبو الثناء أديب من المجددين، من أهل بغداد، صاحب كتاب "روح المعاني في تفسير القرآن العظيم والسبع المثاني") في تفسير الآية: "ذم الغناء بأعلى صوت وقد تظافرت الأثار واتفقت كلمة الأخيار على ذم الغناء وتحريمه مطلقاً لا في مقام دون مقام."


Berkata Al-Aluusy tentang tafsir ayat ini: “tercelanya nyanyian dengan suara yang tinggi, sungguh sangat banyak atsar dan sepakat kalimat orang-orang pilihan atas tercelanya nyanyian dan keharomannya secara mutlak (dalam semua keadaan) tidak hanya berlaku pada suatu keadaan tanpa keadaan lain”



Tafsir Surat Al-Isro:64


 (واستفزز): استخف، (صوتك): بدعائك بالغناء والمزامير وكل داع إلى المعصية. (تفسير الجلالين )

Istafziz: Istakhiffa

“tipulah/bodoh-bodohilah”

Shoutik: dengan seruanmu dengan nyanyian dan seruling-seruling dan setiap penyeru kepada ma’siat [Tafsir Al-Jalalain]


قال ابن عباس رضي الله عنهما: كل داع إلى معصية..


Berkata Ibnu Abbas rodhiyaLlohu ‘anhuma: “setiap penyeru kepada ma’siat”



 قال ابن القيم: "والغناء من أعظم الدواعي إلى معصية الله "


Berkata Ibnul Qoyyim: “nyanyian diantar penyeru terbesar untuk berma’siat kepada Allah”


عن مجاهد أنه قال: "صوت الشيطان الغناء والمزامير".


Dari Mujahid beliau berkata: “suara syaithon adalah nyanyian dan seruling”



وقال القرطبي في تفسيره: "في الآية ما يدل على تحريم المزامير والغناء واللهو..وما كان من صوت الشيطان أو فعله وما يستحسنه فواجب التنزه عنه."


Berkata Al-Qurthubi dalam tafsirnya:”dalam ayat ini menunjukkan atas pengharoman seruling dan nyanyian dan gendang..dan apa saja yang termasuk dari suara syaithon atau perbuatannya dan apa yang dia perindah maka wajib untuk dihilangkan”



Tafsir Surat Al-Furqon: 72


ذكر ابن كثير في تفسيره ما جاء عن محمد بن الحنفية أنه قال: الزور هنا الغناء


Ibnu Katsir menyebutkan dalam tafsirnya riwayat yang datang dari Muhammad bin Al-Hanifiyah bahwasanya beliau berkata: “ Az-Zuur disini  adalah nyanyian”


عن مجاهد في قوله تعالى: (والذين لا يشهدون الزور) قال: لا يسمعون الغناء.(القرطبي والطبري)


Dari Mujahid mengenai tafsir ayat (والذين لا يشهدون الزور) beliau berkata: “yaitu mereka tidak mendengarkan nyanyian”



Tafsir Surat An-Najm:59-61


عن ابن عباس رضي الله عنهما أنه قال في قوله تعالى "وأنتم سامدون": سامدون أى مغنون،


Dari Ibni Abbas rodhiyaLlohu ‘anhuma beliau berkata terkait dengan firman Allah Ta’ala {وأنتم سامدون} “saamidun yaitu mereka bernyanyi”


قال عكرمة: "كان المشركون إذ نزل عليهم القرآن تغنوا كيلا يسمعوا كلام الله."


Berkata Ikrimah: ”dulu orang-orang musyrikin apabila turun kepada mereka Al-Qur an mereka bernyanyi agar tidak bisa mendengarkan Kalam Allah (Al-Quran)”



Dalil-dalil  Dari Hadits Shohih

Hadits Pertama

Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:


"لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ" صحيح البخاري - كِتَاب الْأَشْرِبَةِ - بَاب مَا جَاءَ فِيمَنْ يَسْتَحِلُّ الْخَمْرَ وَيُسَمِّيهِ بِغَيْرِ اسْمِهِ


“Sungguh akan ada dari umatku suatu kaum yang menghalalkan zina, sutra (bagi laki-laki),  khomr dan alat musik”


Para ulama yang menshohihkan hadits diatas:
Al-Imam Al-Bukhori
Al-Imam Ibnu Hibban
Al-Imam Al-Ismailii
Al-Imam Ibnu Sholaah
Al-Imam An-Nawawi
Al-Imam Ibnu Taimiyah
Al-Imam Ibnul Qoyyim
Al-Imam Ibnu Katsir
Al-Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-AsQolani
Al-Imam Al-Hafidz Al-Iroqi 
Al-Imam Ibnul Wajiiz As-Shon’ani
Al-Imam Al-Hafidz As-Sakhowi 
Al-Imam Al-Amir As-Shon’ani 
As-Syaikh Abdul Aziz bin Baz 
As-Syaikh Al-Albani




Hadits Kedua

Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:


"ليكونن في هذه الأمة خسف، وقذف، ومسخ، وذلك إذا شربوا الخمور، واتخذوا القينات، وضربوا بالمعازف."

(صحيح بمجموع طرقه، السلسلة الصحيحة 2203)


akan terjadi pada umat ini (adzab berupa) tenggelam, lemparan, perubahan bentuk, hal itu terjadi ketika mereka meminum khomr, menjadikan penyanyi wanita (sebagai hiburan), bermain alat-alat music”



Hadits Ke tiga

Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:


"إن الله حرم على أمتي الخمر، والميسر، والمزر، والكوبة، والقنين، وزادني صلاة الوتر" (صحيح، صحيح الجامع 1708)


“sesungguhnya Allah mengharamkan atas umatku khomr, judi, al-mizru (sejenis minuman keras), gendang , ath-thunbur (sejenis gitar), dan Allah bekali aku sholat witir”



Hadits Ke empat
Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
 

عن نافع أنه قال: "سمع ابن عمر مزماراً، قال: فوضع أصبعيه على أذنيه، ونأى عن الطريق، وقال لي: يا نافع هل تسمع شيئاً؟ قال: فقلت: لا! قال: فرفع أصبعيه من أذنيه، وقال: كنت مع النبي صلى الله عليه وسلم، فسمع مثل هذا! فصنع مثل هذا (رواه أبوداود في سننه)


Dari Nafi’ beliau berkata: “Ibnu Umar mendengar seruling, berkata Nafi’: maka beliau letakkan kedua jarinya ke kedua telinganya dan menjauh dari jalan tersebut, dan beliau berkata kepadaku: wahai Nafi’ apakah engkau mendengar sesuatu? Aku menjawab: tidak! 

berkata Nafi’: maka Ibnu Umar melepaskan kedua jarinya dari kedua telinganya dan berkata: aku dulu pernah bersama Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam, maka beliau mendengar suara seperti ini, maka beliau perbuat seperti ini juga” 


Al-Imam Al-Qurthubi menukilkan riwayat ini secara mu’allaq dan beliau berkata: 


"قال علماؤنا: إذا كان هذا فعلهم في حق صوت لا يخرج عن الاعتدال، فكيف بغناء أهل هذا الزمان وزمرهم؟!"


berkata ulama kita: apabila nyata ini perbuatan mereka terhadap suara yang tidak keluar dari kelurusan, maka bagaimana dengan nyanyian  dan pemusik dizaman ini?!



Sejumlah  Imam besar telah menukil ijma’ (kesepakatan)  Ulama Salaf tentang haromnya musik 


Diantara ulama yang menukil ijma’ tersebut adalah:

4 Imam Madzhab

Ibnu As-Sholaah
Al-Aajuri
An-Nawawi
Ar-Rofi’i
Al-Qurthubi
Ibnu Taimiyah
Ibnul Qoyyim
Ibnu Rojab
Ibni Katsir
Ibnu Rojab Al-Haitamii
Abul Fath Saliim bin Ayub Ar-Rozii
Dll
 

Ungkapan-ungkapan para ulama dalam penukilan ijma’ :


1-قال ابن الصلاح : وأما إباحة هذا السماع وتحليله ، فليعلم أن الدف والشبابة والغناء إذا اجتمعت ، فاستماع ذلك حرام ، عند أئمة المذاهب وغيرهم من علماء المسلمين . ولم يثبت عن أحد ممن يعتد بقوله في الإجماع والاختلاف أنه أباح هذا السماع .ا.هـ [ إغاثة اللهفان 1/228 ]


1.Berkata Ibnu As-Sholaah: adapun pembolehan mendengarkan (musik) dan penghalalannya, maka ketahuilah bahwasanya gendang, seruling dan nyanyian apabila berkumpul maka mendengarkannya adalah harom menurut Para Imam madzhab dan selain mereka dari para ulama muslimin, dan tidak ada kesepakatan atau perselisihan dari seorang pun yang dianggap perkataanya ( yaitu dari para ulama)  pembolehan untuk mendengarkannya [Ighotsatul Lahfaan 1/228]



2-القرطبي : أما المزامير والأوتار والكوبة وهو الطبل طويل ضيق الوسط ، ذو رأسين يضرب به المخانيث ، فلا يختلف في تحريم سماعه ، ولم أسمع من أحد ممن يعتبر قوله من السلف وأئمة الخلف من يبيح ذلك . ا.هـ



2.Berkata Al-Qurthubi: adapun seruling, gitar, gendang yang panjang kecil tengahnya, yang mempunyai dua kepala yang dipukul oleh seorang banci, maka tidak ada perselisihan (dikalangan para ulama) tentang keharoman mendengarkannya, dan saya tidak mendengar seorangpun dari orang yang dianggap perkataannya, dari kalangan salaf maupun kholaf orang yang membolehkannya. Selesai 



3-وقال ابن تيمية : المعازف هي الملاهي كما ذكر ذلك أهل اللغة ، جمع معزفة وهي الآلة التي يعزف بها : أي يصوت بها ، ولم يذكر أحد من أتباع الأئمة في آلات اللهو نزاعاً ... ولكن تكلموا في الغناء المجرد عن آلات اللهو : هل هو حرام ؟ أو مكروه ؟ أو مباح ؟ .ا.هـ [ الفتاوى 11/576 ]


3.Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah: Al-Ma’azif adalah alat-alat musik sebagaimana yang disebutkan ahli bahasa, kata jama’ dari mi’zafah, yaitu alat yang bersuara, tidak ada seorangpun dari pengikut para imam yang menyebutkan perselisihan tentang alat-alat hiburan ini…akan tetapi mereka berbicara (berselisih pendapat) tentang nyanyian yang tidak disertai alat-alat hiburan (musik) ini, apakah hukumnya haram? Atau makruh? Atau boleh? [Al-Fatawa 11/576]


Kesimpulan dari perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah:

          Ulama sepakat tentang keharoman alat musik

          Ulama hanya berbeda pendapat tentang nyanyian yang tidak disertai alat music



4-وقال ابن حجر الهيتمي : الأوتار والمعازف ، كالطنبور ، والعود ، والصنج ذي الأوتار ، والرباب ، والحنك ، والكمنجه ، والسنطير ، والدريج ، وغير ذلك من الآلات المشهورة عند أهل اللهو والسفاهة والفسوق ، كلها محرمة بلا خلاف ، ومن حكى فيها خلافاً فقد غلط أو غلب عليه هواه حتى أصمه وأعماه ومنعه من هداه ، وزل به عن سنن تقواه .ا.هـ [ كف الرعاع 124 ]


4.Berkata Ibnu Hajar Al-Haitamii: gitar, ma’azif (alat musik yang bersenar), seperti gitar, gambus, simbal yang memiliki senar, rebab…dan selain itu dari alat-alat yang dikenal oleh ahli penghibur, orang dungu dan orang fasik, semuanya diharamkan tanpa ada perselisihan (pendapat, semuanya sepakat), barangsiapa yang mengatakan adanya perselisihan dalam masalah ini maka sungguh dia telah keliru atau telah dikalahkan oleh hawa nafsunya sehingga membuat dia tuli, dan membuat dia buta dan menghalanginya dari orang yang memberikan petunjuk (bimbingan) kepadanya, dan telah tergelincir dari ajaran-ajaran ketakwaannya [Kaffur Ri’aa:124]



5-وقال ابن رجب : سماع آلات الملاهي لا يعرف عن أحد ممن سلف الرخصة فيه ، وإنما يعرف ذلك عن بعض المتأخرين من الظاهرية والصوفية ممن لا يعتد به ، ومن حكى شيئاً من ذلك فقد أبطل . [ نزهة الأسماع 69 ]


5.Berkata Ibnu Rojab: “tidak diketahui dari seorangpun dari kalangan salaf rukhsoh (keringan, pembolehan) untuk mendengarkan alat-alat musik, hanya saja hal itu diketahui dari sebagian mutaakhirin (orang-orang belakangan) dari Adz-Dzohiriyah dan kalangan Sufiyah yang tidak dianggap (pendapatnya), barangsiapa yang menceritakan sesuatu dari hal tersebut maka sungguh dia telah berdusta” [Nuzhatul Asmaa’:69]


6-وقال ابن كثير : والمعازف هي آلات الطرب ، قاله الإمام أبو نصر إسماعيل ابن حماد الجوهري في صحاحه ثم قد نقل غير واحد من الأئمة إجماع العلماء على تحريم اجتماع الدفوف و الشبابات ، ومن الناس من حكى في ذلك خلافاً شاذاً .ا.هـ


6.Berkata Ibnu Katsir:”dan Al-Ma’azif yaitu alat-alat musik, telah menyatakan Al-Imam Abu Nashr Ismail bin Hammad Al-Jauharii dalam shohihnya…dan telah menukil kesepakatan tidak hanya satu (banyak) dari kalangan para imam atas keharoman memadukan rebana dan As-Syababaat (sejenis seruling), dan diantara manusia ada yang menceritakan perselisihan yang ganjil tentang hal itu (menggunakan alat musik)


7-"اتفقت المذاهب الأربعة على تحريم آلات الطرب كلها." (السلسلة الصحيحة 1/145)


“madzhab yang empat sepakat atas haromya semua alat-alat music”



Perkataan Para Ulama Tentang Nyanyian dan Musik


1.Perkataan Abu Hanifah [80-150 H] & Murid-muridnya


قال الألوسي في روح المعاني، بتحريم الغناء، عن أبي حنيفة قال: "أن الغناء حرام في جميع الأديان


Berkata Al-Aluusii dalam Ruuhul Ma’anii tentang pengharoman nyanyian, dari Abi Hanifah berkata: “sesungguhnya nyanyian harom dalam semua agama”



قال ابن القيم: "مذهب أبي حنيفة في ذلك من أشد المذاهب، وقوله فيه أغلظ الأقوال، وقد صرح أصحابه بتحريم سماع الملاهي كلها، كالمزمار، والدُّفِّ، حتى الضرب بالقضيب، وصرحوا بأنه معصية، يوجب الفسق، وترد به الشهادة، وأبلغ من ذلك أنهم قالوا: أن السماع فسق، والتلذذ به كفر." (ابن القيم، رسالة في أحكام الغناء:6)



Berkata Ibnul Qoyyim: “madzhab Abi Hanifah tentang hal itu (nyanyian dan music) diantara madzhab yang paling tegas, perkataannya dalam masalah ini perkataan yang sangat tegas/kasar, para sahabatnya telah menegaskan tentang haromnya mendengarkan semua jenis music, seperti seruling, gendang, sampai-sampai hanya memukul dengan ranting, dan mereka tegaskan bahwa hal itu adalah ma’siat yang bisa menimbulkan kefasikan, dan tertolak persaksiannya, dan lebih dalam lagi dari hal itu mereka nyatakan: “sesungguhnya mendengarkan (music) adalah kefasikan dan berlezat-lezat/bersenang-senang dengannya adalah kekufuran” 




2.Perkataan Imam Malik [93-179 H] & Murid-muridnya




وقد سئل رحمه الله: عما يرخص فيه أهل المدينة من الغناء ؟ فقال: "إنما يفعله عندنا الفسَّاق" وقال: "إذا اشترى جارية فوجدها مُغَنية كان له أن يردها بالعيب."


Al-Imam Malik ditanya tentang penduduk Madinah yang memberikan keringanan dari nyanyian, maka Imam Malik berkata: “hanya saja yang melakukannya menurut kami adalah orang-orang fasik” dan beliau berkata: “apabila seseorang membeli seorang budak wanita dan ternyata dia dapatkan budak itu penyanyi maka boleh baginya untuk mengembalikannya karena aib tersebut”




وقال الإمام الطبري: "أما مالك بن أنس، فإنه نهى عن الغنى وعن إستماعه..." وقال: وهو مذهب سائر أهل المدينة. )نقلا من كتاب تحريم النرد والشطرنج والملاهي للآجري : ص 121:

Berkata Al-Imam Al-Qurthubi: “adapun Malik bin Anas, maka sesungguhnya beliau melarang nyanyian dan melarang dari mendengarkannya..”
Dan beliau berkata: “hal itu merupakan madzhab semua ahli Madinah (ulama madinah)


2.Perkataan Imam Asy-Syafi’i [150-198 H] & Murid-muridnya

قال في كتاب أدب القضاء: "إن الغناء لهوُّ مكروه، يشبه الباطل والمحال، ومن استكثر منه فهو سفيه ترد شهادته"

Beliau (Imam Asy-Syafi’i) berkata dalam kitab Adabul Qodho: “ sesungguhnya nyanyian adalah hiburan yang di benci, menyerupai kebathilan dan kedustaan, barangsiapa memperbanyak darinya (mendengarkan nyanyian atau bernyanyi) maka dia adalah orang dungu yang ditolak persaksiannya”

قال ابن القيم: "وصرح أصحابه العارفون بمذهبه بتحريمه، وأنكروا على من نسب إليه حِلَّهُ

Berkata Ibnul Qoyyim: “sahabat-sahabat Imam Asy-Syafi’i yang mengenal madzhab beliau menegaskan tentang pengharomannya, dan mereka mengingkari terhadap orang yang menisbatkan penghalalan nyanyian kepada Imam Asy-Syafi’i..


قال عبدالله ابنه: "سألت أبي عن الغناء؟ فقال: الغناء يُنْبِتُ النفاق في القلب لايعجبني، ثم ذكر قول مالك: إنما يفعله عندنا الفساق."

Berkata Abdulloh anak beliau (Imam Asy-Syafi’i): “aku bertanya kepada ayahku tentang nyanyian? Maka beliau menjawab: nyanyian menumbuhkan kemunafikan didalam hati, tidak mengherankanku.
Kemudian beliau menyebutkan perkataan Imam Malik: hanya saja yang melakukannya menurut kami adalah orang-orang fasik”

وقال عبدالله: :وسمعت أبي يقول: سمعت يحيى القطان يقول: لو أن رجلاً عمل بكل رخصة يقول أهل الكوفة في النبيذ، وأهل المدينة في السماع، وأهل مكة في المتعة، لكان فاسقاً."

Dan berkata Abdulloh: “dan aku mendengar ayahku berkata: aku mendengar Yahya Al-Qothon berkata: seandainya ada seseorang yang mengerjakan setiap rukhsoh (keringanan/pembolehan) dan dia mengatakan: Ahlu Kufah membolehkan an-nabiidz (sejenis minuman keras), dan Ahlu Madinah membolehkan nyanyian, dan Ahlu Makkah membolehkan mut’ah (nikah kontrak)  nyatalah dia adalah seorang yang fasik”

وقال الإمام ابن القيم في رسالته: "ونص رحمه الله على كسر آلات اللهو كالطنبور وغيره، إذا رآها مكشوفة، وأمكنه كسرها..."( رسالة في أحكام الغناء)

Berkata Ibnul Qoyyim dalam risalahnya: “dan telah menetapkan- (Imam Asy-Syafi’i) semoga Allah merahmatinya -untuk menghancurkan alat-alat music seperti rebab (atau sejenis gitar) dan yang lainnya, apabila dia melihatnya terbuka dan memungkin dia untuk menghancurkannya…”

قال ابن قدامة - محقق المذهب الحنبلي - رحمه الله: "الملاهي ثلاثة أضرب؛ محرم، وهو ضرب الأوتار والنايات والمزامير كلها، والعود والطنبور والمعزفة والرباب ونحوها، فمن أدام استماعها ردت شهادته."( المغني 10/173)
 
Berkata Ibnu Qudamah- pentahqiq madzhab Al-Hanbali –rohimahuLloh: “alat-alat music ada 3 jenis, yang diharomkan, yaitu autar dan nayyat mazamir  semuanya, dan at-tanbur, al-mi’zafah, ar-robab dan yang semisalnya, barangsiapa yang senantiasa mendengarkannya maka persaksiaanya tertolak”
  
 وقال رحمه الله : "إذا دعي إلى وليمة فيها منكر، كالخمر والزمر، فأمكنه الإنكار، حضر وأنكر ، لأنه يجمع بين واجبين ، وإن لم يمكنه لا يحضر."( الكافي 3/118)

Dan beliau rohimahuLloh juga berkata: “apabila diundang kesuatu walimah yang didalamnya ada kemungkaran seperti adanya khomr dan music dan memungkinkan dia untuk mengingkarinya maka dia hadir dan mengingkarinya, karena sesungguhnya dia telah mengumpulkan 2 kewajiban, dan apabila tidak memungkinkan dia (untuk mengingkarinya) maka dia tidak boleh hadir”
 

 
Bersambung...





 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nasehat dan saran kami harapkan.
بارك الله فيكم